TIMES CIREBON, CIREBON – Berbisnis bukanlah sesuatu yang mudah. Untuk membuka usaha bisnis tidak hanya diperlukan modal yang besar. Akan tetapi, juga strategis dan prinsip-prinsip berbisnis yang konsisten dan intens. Karena itu, memiliki modal besar atau uang banyak yang tidak bisa menjadi jaminan.
Sebab apa, para pengusaha juga harus memilik trik-trik jitu dalam menaklukan lawan bisnis atau mungkin menaklukan para konsumen agar bisa membeli apa yang dinginkan. Tulisan ini akan memberikan strategi bisnis dalam meraih kesuksesan demi mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.
Sun Tzu, seorang filosof asal China ini dalam karyanya “The Art of War” memberikan banyak inspirasi bagi kita untuk membuka peluang usaha atau bisnis apapun misalnya seperti buka penjualan HP, buka toko buku, buka barang-barang tekstil, sewa mobil, sewa film, sewa motor. Melainkan juga, banyak tokoh-tokoh besar terutama para pengusaha besar dari Amerika Serikat dan Eropa menerapkan seni perang Sun Tzu ke dalam sebuah bisnis.
Karena itu, diantara ajaran ajaran Sun Tzu yang perlu diimplementasikan terhadap para pengusaha dan pebisnis. Pertama, prinsip mengenali diri sendiri, “kenalilah musuh dan kelalaian diri sendiri, maka anda bisa bertempur ratusan kali tanpa terancam kalah, kalau tidak mengenal musuh ataupun diri sendiri, anda pasti kalah dalam setiap pertempuran”.
Perlu diketahui petuah Sun Tzu di atas, agar bisa digunakan oleh para pengusaha dan pebisnis sehingga bisa melakukan sebuah pembacaan serta analisis secara kritis-filosofis untuk selalu mampu membaca pesaing-pesaing di dalam berbisnis. Oleh karena itu, butuh pemahaman mendalam tentang strategi, kapabilitas (kesanggupan), pemikiran dan pengetahuan yang dalam atas kekuatan dan kelemahan lawan-lawan bisnis kita. Penting juga untuk mengerti keseluruhan persaingan serta tren yang terjadi di sekeliling.
Dengan demikian, para pengusaha dan pebisnis dapat memiliki feeling atas medan persaingan tempat di mana mereka akan terjun di dalam usaha berbisnis. Sebaliknya, untuk menjaga agar competitor (peserta kompetisi yang bersaing) tidak memakai strategi yang sama melawan pesaing lain, penting kiranya untuk menutupi dan merahasiakan rencana atau strategi berbisnis kita.
Dalam mengenali diri sendiri, para pengusaha dan pebisnis harus mempunyai percaya diri yang tinggi dan tidak mudah menyerah dalam persaingan. Sebaliknya seseorang tidak boleh sombong, ketika meraih kesuksesan di dalam berbisnis, ketika kita sukses harus mengembangkan terhadap bisnis lainnya. Kesombongan itu akan mengaburkan seseorang untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sendiri dan lawan.
Pengenalan pesaing diharapkan dapat membantu untuk menentukan strategi yang dipakai menyerang kelemahan pesaing. Untuk mengenal medan atau pasar diperlukan pengalaman di lapangan. Dengan mengenal medan, seseorang akan mampu terus berinovasi dan menciptakan momentum. Melainkan juga, dengan memahami diri sendiri, dan lawan musuh sebagai pesaing kita akan mampu untuk meraih kesuksesan di dalam berbisnis. Ada beberapa hal yang harus di pahami dalam berbisnis.
Pertama, Integritas moral, kekuatan pengaruh moral merupakan inti dari kemampuan Sun Tzu untuk memimpin pasukan. Integritas moral merupakan karakteristik pemimpin-pemimpin yang sukses di dalam berbisnis. Dengan memiliki moral, dalam konteks bisnis, yakni menghormati konsumen yang baik, menggunakan komunikasi yang baik di dalam berbisnis, serta membangun sikap kejujuran di dalam berbisnis ini akan memberikan efek yang positif untuk meraih sukses di dalam berbisnis.
Kedua, disiplin, “kalau disiplin tidak ditegakkan, Anda tidak mungkin mengarahkan pasukan”. Petuah tersebut menegaskan kepada seorang pengusaha dan pebisnis, untuk meraih kesuksesan itu diperlukan kedisiplinan. Dalam konteks bisnis ini, disiplin ini juga diintersepsikan bagaimana seorang pebisnis atau pengusaha harus memberikan pelajaran dan pengarahan kepada karyawan-karyawanya supaya dalam bekerja itu datang tepat waktu, sehingga dengan disiplin bekerja itu akan memberikan keutungan dan sumbangsih meraih kesuksesan. Pepatah mengatakan “Time is money”.
Ketiga, bersikap penuh pertimbangan, “perhatikanlah kesejahteraan para prajurit, janganlah mereka menjadikan mereka kelelahan”. Kata-kata Sun Tzu tersebut memberikan pengetahuan baru ketika kita ingin melakukan berbisnis.
Seorang pengusaha atau pemilik modal, pebisnis harus juga memberikan perhatian kesejahteraan terhadap karyawannya. Sehingga kalau bisa pengusaha harus mampu memberikan yang terbaik dalam artian gajinya yang sesuai dengan kerja-kerja atau posisi kerja yang di ambil karyawan di dalam suatu perusahaan tersebut.
Selain itu, dengan memberikan pelayanan atau tunjangan terhadap karyawan ini akan memberikan dan menciptakana kesadaran untuk meningkatkan kerja dan melalui pertimbangan gaji dan kesejahteraan itu, seorang karyawan merasa diperlakukan dengan baik, sehingga kebaikan seorang pengusaha bisa saling membantu dengan karyawan.
Namun demikian, kalau bisa seorang pengusaha bisa langung memberikan gaji sebelum karyawan itu kering keringatnya, jangan sampai karyawan itu meminta gaji kepada bos, atau direktur perusahaan. Akan tetapi, ketepatan waktu dalam memberikan gaji juga akan membantu perusahaan meraih sukses jauh lebih besar.
Keempat, sikap berani, sikap berani dalam mengambil resiko, merupakan modal awal menuju keberhasilan. Berbisnis jelas harus berani menghadapi sebuah resiko. Sedangan, dengan mengedepankan sikap disiplin dalam bekerja, akan membantu dalam proses untuk meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian, etika bisnis yang ditawarkan oleh Sun Tzu itu sudah selayaknya untuk diterapkan dan bahkan diimplementasikan terhadap para pengusaha dan pebisnis jika ingin membuka usaha lagi dan mengembangkan cabang usahanya agar lebih besar dan meraih kesuksesan di dalam berbisnis. Semoga.
***
*) Oleh : Syahrul Kirom, Dosen Filsafat Agama, UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |