https://cirebon.times.co.id/
Berita

BRIN Temukan Spesies Baru Anggrek Akar Tak Berdaun di Aceh

Rabu, 09 April 2025 - 14:02
BRIN Temukan Spesies Baru Anggrek Akar Tak Berdaun di Aceh Chiloschita tjiasmantoi Metusala, spesies baru anggrek tak berdaun yang ditemukan BRIN di Aceh. FOTO: National Geographic.

TIMES CIREBON, JAKARTA – Indonesia juga dikenal dengan kecantikan alam yang mempesona. Banyak sekali tumbuhan endemik dengan keindahan yang memukau. Baru-baru ini Badan Riset dan Inovaso Nasional (BRIN) menemukan spesies baru anggrek akar tak berdaun. 

Spesies baru dengan warna kuning terang ini merupakan endemik dari Aceh, Pulau Sumatra. Masuk dalam genus Chiloshita (Orchidaceae), anggrek 'baru' ini diberi nama Chiloschita tjiasmantoi Metusala. 

Dikutip dari Antara Peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Bioevolusi BRIN, Destario Metusala menjelaskan "Nama Chiloschista tjiasmantoi disematkan sebagai penghargaan kepada filantropis lingkungan Wewin Tjiasmanto atas dukungannya terhadap upaya pelestarian flora di Indonesia, khususnya Aceh," kata Destario.

Ia juga menjelaskan secara rinci ciri dari anggrek berwarna kuning ini. Anggrek C. tjiasmantoi memiliki kuntum bunga dengan lebar 1-1,2 cm dan berwarna kuning dengan pola bintik jingga atau kemerahan. Dalam satu tangkai perbungaan yang panjang, dapat menghasilkan hingga 30 kuntum bunga yang mekar secara simultan.

Anggrek C. tjiasmantoi dapat dijumpai di hutan pada ketinggian 700-1000 mdpl. Anggrek ini biasanya menempel di batang pepohonan yang tua pada habitat semi terbuka berangin dan lembap. 

Anggrek ini berbunga pada pertengahan Juli serta awal November dan akhir Desember. 

Lebih lanjut Destario menjelaskan beberapa individu anggrek Chiloschista ditemukan tumbuh epifit pada pepohonan di perkebunan semi terbuka yang berdekatan dengan hutan, dengan warnanya menyerupai warna kulit batang pepohonan, serta kemunculan organ bunganya yang kecil, namun berwarna kuning cerah menjadi sangat penting untuk mendeteksi keberadaannya.

Oleh karena itu, spesimen berbunga yang telah dikoleksi dan diobservasi lebih lanjut menunjukkan ciri khas morfologi bunga yang berbeda dengan spesies Chiloschista lainnya, terutama C. javanica dan C. sweelimii.

"Anggrek spesies baru ini telah berevolusi secara unik dengan mereduksi organ daunnya secara ekstrem sehingga proses fisiologi penting seperti fotosintesis dilakukan pada organ akarnya. Keunikan ini membuka peluang riset lanjutan untuk menelisik berbagai aspek biologinya," jelas Destario.

Berdasarkan kriteria IUCN Redlist, anggrek C. tjiasmantoi masuk dalam kategori genting (endangered) sebab jumlah populasi terbatas serta ancaman ekspansi perkebunan dan perubahan iklim. 

Karena itu BRIN berharap perlu perluasan kawasan lindung di Aceh untuk melestarikan bunga anggrek spesies unik ini juga flora endemik lainnya. 

"Perluasan kawasan lindung di Aceh perlu segera dilakukan untuk melestarikan berbagai spesies tumbuhan yang terancam kepunahan, terutama spesies unik yang hanya ada di Propinsi Aceh," tutur Destario, seperti dikutip dari laman BRIN. (*)

Pewarta : Dhina Chahyanti
Editor : Dhina Chahyanti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Cirebon just now

Welcome to TIMES Cirebon

TIMES Cirebon is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.